BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Pembelajaran SKI di MI
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
2. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.
3. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.
5. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
B. Ruang Lingkup Materi SKI di MI
Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
1. Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW.
2. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
3. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, keperwiraan Nabi Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW.
4. Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin.
5. Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing.
BAB II
PEMBAHASAN
PENDALAMAN MATERI SKI DI MADRASAH IBTIDAIYAH
A. Standar Kompetensi (SK)
1. Mengenal Sejarah Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.1 Menjelaskan arti dan tugas khulafaurrasyidin
1.2 Menceritakan silsilah, kepribadian Abu Bakar as-Shiddiq dan perjuangannya dalam dakwah Islam
1.3 Menunjukkan contoh-contoh nilai positif dari khalifah Abu Bakar as-Shiddiq
1.4 Meneladani nilai-nilai positif dari khalifahan Abu Bakar As-Shiddiq.
C. Indikator
1.1 Menjelaskan pengertian khlafaurrasyidin
1.2 Menyebutkan tugas khulafaurrasyidin
1.3 Menceritakan silsilah dan kepribadian Abu Bakar as-Shiddiq serta perjuangannya dalam dakwah Islam
1.4 Menyebutkan nilai-nilai positif dari khalifah Abu Bakar as-Shiddiq
1.5 Mengambil ibrah dari kepemimpinan khalifah Abu Bakar as-Shiddiq
1.6 Meneladani nilai-nilai positif dari khalifah Abu Bakar as-Shiddiq
D. Materi: Abu Bakar as-Shiddiq
Abu Bakar as-Shiddiq termasuk seorang pemeluk Islam yang paling awal. Ia seorang sahabat Nabi Muhammad Saw. yang berjuang pada awal masa Islam. Ia berhasil mengajak beberapa sahabat dekatnya masuk Islam. Perannya dalam perjuangan Islam sangat besar. Ia rela mengorbankan jiwa, raga, dan harta bendanya dalam mengembangkan Islam.
1. Abu Bakar as-Shiddiq Sebelum Masuk Islam
Abu Bakar as-Shiddiq dilahirkan pada tahun 571 M atau dua tahun setelah Nabi Muhammad Saw. Pada masa kecilnya, ia diberi nama Abdul Ka’bah. Nama ini diberikan kepadanya karena ibunya bernazar untuk memberikan nama itu ketika sedang hamil. Setelah masuk Islam namanya diubah menjadi Abdullah oleh Nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu, nama lengkapnya menjadi Abdullah bin Abi Kuhafah at-Taimi.
Ayahnya bernama Usman (disebut juga Abi Kuhafah) bin Amir bin Amr bin Sa’d bin Taim. Ibunya bernama Ummu Khair Salma binti Sakhr. Kedua orang tuanya berasal dari suku Taim yang banyak melahirkan tokoh terhormat. Gelar Abu Bakar diberikan oleh Nabi Muhammad Saw. karena ia adalah orang yang paling cepat masuk Islam. Dalam bahasa Arab, bakr berarti bersegera. Abu Bakar memeluk Islam dengan segera setelah diajak oleh Nabi Muhammad Saw. tanpa berpikir panjang. Adapun gelar as-Shiddiq diberikan karena ia selalu membenarkan Nabi Muhammad Saw. dalam berbagai peristiwa, terutama peristiwa Isra’ Mi’raj. Dalam bahasa Arab, kata as-Shiddiq berarti amat membenarkan.
Pada masa kecil, Abu Bakar as-Shiddiq dikenal sebagai anak yang baik, sabar, jujur, dan lemah lembut. Sifat-sifatnya itu membuatnya disukai masyarakat. Ia bersahabat dengan Nabi Muhammad Saw. sejak keduanya masih remaja. Ketika berusia dewasa, ia mulai mencari nafkah dengan jalan berdagang. Ia dikenal jujur dan dapat dipercaya dalam menjalankan usaha dagangnya.
Abu Bakar as-Shiddiq juga dikenal mahir dalam ilmu nasab. Ilmu nasab adalah pengetahuan mengenai silsilah keturunan. Ia menguasai dengan baik berbagai nasab kabilah dan suku-suku Arab. Abu Bakar as-Shiddiq juga mengetahui tinggi rendahnya derajat masing-masing suku dalam bangsa Arab, terlebih lagi suku Quraisy.
2. Berjuang dalam Islam
Abu Bakar as-Shiddiq masuk Islam pada awal Nabi Muhammad Saw. menyampaikan dakwahnya. Bagi Abu Bakar as-Shiddiq, tidaklah sulit untuk menerima ajaran Nabi Muhammad Saw. Sejak remaja, ia telah mengenal kepribadian Nabi Muhammad Saw. dengan baik. Nah! Kalian tahu bukan bahwa akhlak yang baik sangat penting dalam melaksanakan dakwah.
Setelah masuk Islam, Abu Bakar as-Shiddiq mencurahkan waktunya untuk memperjuangkan Islam. Ia tidak segan-segan mendermakan hartanya untuk kepentingan sabilillah. Ia juga turut menyebarkan ajaran Islam kepada sahabat-sahabatnya. Sebagai orang yang disegani, Abu Bakar as-Shiddiq berhasil mengajak para sahabatnya masuk Islam. Di antaranya adalah Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, dan Zubair bin Awwam. Hubungan Nabi Muhammad Saw. dengan Abu Bakar as-Shiddiq makin erat setelah Nabi Muhammad Saw. memperistri Aisyah, putri Abu Bakar.
Abu Bakar as-Shiddiq sangat mencintai Nabi Muhammad Saw. Ia selalu memberi dorongan, semangat, dan membela beliau pada masa perjuangan Islam. Setiap kali orang-orang Quraisy mengganggu dan menyakiti Nabi Muhammad Saw. ia selalu membela. Dalam suatu riwayat diceritakan, Nabi Muhammad Saw. sedang khusyuk melaksanakan shalat di Masjidil Haram. Tiba-tiba, datanglah Uqbah bin Mu’it. Ia langsung mencekik Nabi Muhammad Saw. yang sedang bersujud. Keadaan itu sangat membahayakan Nabi Muhammad Saw. Secara kebetulan Abu Bakar as-Shiddiq datang. Ia segera menolong Nabi Muhammad Saw. dan mengusir Uqbah bin Mu’it. Akibatnya, keduanya berkelahi. Dalam perkelahian itu, Abu Bakar as-Shiddiq mendapat luka-luka.
Perjuangan Abu Bakar as-Shiddiq yang lain adalah menemani Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah. Ia adalah satu-satunya sahabat yang menemani Nabi Muhammad Saw. menempuh perjalanan yang penuh marabahaya itu.
Abu Bakar as-Shiddiq juga tidak segan-segan mengeluarkan uangnya dalam memperjuangkan Islam. Sejumlah budak yang memeluk Islam dan disiksa oleh tuannya dibebaskan oleh Abu Bakar as-Shiddiq. Di antara budak-budak yang dibebaskannya adalah Bilal bin Rabah.
Selain menyedekahkan harta bendanya, Abu Bakar as-Shiddiq juga berjuang dengan segenap jiwa raganya. Ia selalu mendampingi Nabi Muhammad Saw. dalam setiap pertempuran. Salah satu perang yang diikutinya adalah perang Tabuk. Dalam perang itu, ia menyedekahkan seluruh harta yang dimilikinya.
Ketika kota Mekah berhasil ditaklukkan, umat Islam bersiap-siap menunaikan ibadah haji pada tahun berikutnya. Nabi Muhammad Saw. menunjuk Abu Bakar as-Shiddiq untuk memimpin umat Islam pada waktu itu. Selain itu, Nabi Muhammad Saw. juga sering menunjuk Abu Bakar as-Shiddiq untuk mewakilinya dalam berbagai kesempatan lain. Hal itu juga menunjukkan bahwa Nabi Muhammad Saw. telah memberikan kedudukan yang tinggi kepada Abu Bakar as-Shiddiq. Di antara sahabat-sahabat lainnya, Abu Bakar as-Shiddiq merupakan sosok yang istimewa bagi Nabi Muhammad saw. Ketika Nabi Muhammad Saw. tidak mampu lagi menjadi imam, beliau menunjuk Abu Bakar as-Shiddiq sebagai penggantinya.
Berbagai usaha dalam perjuangan Islam tidak melalaikan Abu Bakar as-Shiddiq dari kewajibannya untuk mendidik putra-putrinya. Kedua putrinya sangat termasyhur dalam sejarah, yaitu Asma’ dan Aisyah. Adapun dua putranya juga menjadi ulama yang terkenal, yaitu Abdurrahman dan Abdullah.
3. Diangkat Sebagai Khalifah
Nabi Muhammad Saw. Meninggal pada tahun 632 M. Ketika itu, sebagian besar penduduk Jazirah Arab telah memeluk Islam. Akan tetapi, kaum muslimin segera menghadapi masalah yang sulit karena Nabi Muhammad Saw. Tidak menunjuk penggantinya. Permasalahan muncul karena kaum Anshar dan Muhajirin menghendaki pemimpin dipilih dari salah satu di antara mereka. Keadaan itu dapat menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam.
Beberapa saat setelah meninggalnya Nabi Muhammad Saw., kaum Anshar mengadakan musyawarah di Saqifah Bani Sa’idah, yaitu tempat pertemuan penduduk Madinah. Mereka bermusyawarah untuk memilih pemimpin sepeninggal Nabi Muhammad Saw. Kaum Anshar akhirnya sepakat untuk mengangkat Sa’ad bin Ubadah sebagai pemimpin mereka.
Abu Bakar as-Shiddiq dan Umar bin Khattab mendengar adanya peertemuan itu. Mereka berdua segera bergegas menuju Saqifah Bani Sa’idah disertai oleh Abu Ubaidah bin Jarrah. Abu Bakar as-Shiddiq kemudian berbicara di hadapan mereka. Ia merinci jasa dan kebaikan kaum Anshar. Akan tetapi Abu Bakar as-Shiddiq juga menekankan keistimewaan kaum Muhajirin yang telah diberikan Allah Swt. Kaum Muhajirin telah menerima agama Islam pada saat orang lain banyak menentangnya. Mereka tidak takut oleh kecilnya jumlah mereka. Oleh karena itu, pemimpin selayaknya dipilih dari salah satu di antara mereka.
Setelah itu Abu Bakar as-Shiddiq berseru, “Saya akan menyetujui salah seorang yang kalian pilih dari dua orang ini”, seraya menunjuk Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Akan tetapi, keduanya berkata, Tidak! Kami tidak bisa melebihkan diri kami daripada engkau dalam hal ini. Engkaulah yang paling baik di antara kami. Akhirnya semua golongan memilih Abu Bakar as-Shiddiq. Mereka menganggap Abu Bakar as-Shiddiq sebagai sosok yang bijaksana serta dapat diterima semua golongan.
Kaum muslimin kemudian berbondong-bondong membaiat Abu Bakar as-Shiddiq. Setelah itu, Abu Bakar as-Shiddiq menyampaikan pidatonya, “Saudara-saudara! Saya bersumpah kepada Allah bahwa saya tidak pernah mendambakan keamiran, saya juga tidak pernah berdo’a kepada Allah, agar Dia menganugerahkan keamiran kepada saya. Saya tidak akan mampu melaksanakn tugas berat ini tanpa pertolongan-Nya. Sekarang saya telah menjadi pemimpin kalian. Orang yang lemah di antara kalian akan menjadi kuat dalam pandangan saya dan saya akan menjamin hak-haknya jika Allah menghendaki. Orang yang kuat akan menjadi lemah dalam pandangan saya dan saya akan merebut hak-haknya jika Allah menghendaki. Taatilah saya selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Apabila saya mengingkari Allah dan Rasul-Nya, jangan ikuti saya. Semoga Allah memberikan rahmat kepada kita semuanya”.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa terpilihnya Abu Bakar as-Shiddiq disebabkan dua faktor utama berikut ini.
a. Menurut pendapat umum pada waktu itu, seorang khalifah hendaklah berasal dari suku Quraisy.
b. Kaum muslimin berpendapat bahwa Abu Bakar as-Shiddiq memiliki beberapa keutamaan, yaitu:
1) Abu Bakar as-Shiddiq adalah satu-satunya sahabat yang menemani Nabi Muhammad Saw. Ketika berhijrah dan bersembunyi di Gua Sur;
2) Abu Bakar as-Shiddiq selalu ditunjuk menggantikan Nabi Muhammad Saw. Ketika beliau berhalangan;
3) Abu Bakar as-Shiddiq merupakan keturunan bangsawan yang cerdas dan berakhlak mulia.
4. Menghadapi Kaum Murtad
Hal pertama yang dilakukan Abu Bakar as-Shiddiq adalah melaksanakan keinginan Nabi Muhammad Saw. yang belum terlaksana. Hal itu adalah mengirimkan pasukan untuk memerangi kerajaan Gassan. Pasukan itu dipimpin oleh Usamah bin Zaid. Usaha itu terganggu oleh keadaan yang tidak stabil. Hal itu disebabkan munculnya orang-orang murtad, nabi palsu, dan pemberontakan beberapa kabilah. Keadaan itu sebagai akibat wafatnya Nabi Muhammad Saw. Mereka beranggapan bahwa perjanjian yang disepakati dengan Nabi Muhammad Saw. Berakhir bersamaan dengan wafatnya beliau. Situasi itu membuat sahabat lain mengusulkan agar Abu Bakar as-Shiddiq menunda pengiriman pasukan Usamah bin Zaid.
Akan tetapi, Abu Bakar as-Shiddiq tetap bersikeras untuk melaksanakan keinginan Nabi Muhammad Saw. tersebut. Pasukan Usamah bin Zaid pun diberangkatkan. Dua bulan kemudian, pasukan Usamah bin Zaid pulang dengan membawa kemenangan yang gemilang. Setelah itu, Abu Bakar as-Shiddiq berusaha memadamkan beberpa pemberontakan. Beberapa perlawanan kaum murtad dipimpin oleh tokoh-tokoh sebagai berikut.
a. Aswad al-Ansi
Ia memimpin suku Badui di Yaman. Mereka berhasil merebut Najran dan San’a. Akan tetapi, Aswad al-Ansi terbunuh oleh saudara Gubernur Yaman. Abu Bakar as-Shiddiq mengirimkan Zubair bin Awwam untuk menghancurkan mereka. Namun, ketika Zubair bin Awwam sampai di sana, Aswad al-Ansi telah terbunuh. Pasukan Islam kembali berhasil menguasai Yaman.
b. Tulaihah bin Khuwailid al-Asadi
Ia menganggap dirinya sebagai Nabi. Pengikutnya berasal dari Bani Asad, Bani Gatafan, dan Bani Amir. Abu Bakar as-Shiddiq mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Pertempuran terjadi di dekat sumur Buzakhah. Pasukan muslim berhasil mengalahkan mereka.
c. Malik bin Nuwairah
Ia merupakan pemimpin Bani Yarbu’ dan Bani Tamim. Sepeninggal Nabi Muhammad saw., mereka tidak mengakui Islam. Pasukan Khalid bin Walid kemudian bergerak menuju perkampungan mereka. Dalam pertempuran yang sengit, Malik bin Nuwairah terbunuh. Para pengikutnya kacau balau dan tercerai-berai.
d. Musailamah al-Kazab
Musailamah al-Kazab mengaku dirinya sebagai Nabi. Ia didukung oleh Bani Hanifah di Yamamah. Ia mengawini Sajah yang mengaku sebagai Nabi dari kalangan kristen. Mereka berhasil menyusun pasukan besar yang berkekuatan 40.000 orang. Abu Bakar as-Shiddiq mengirimkan Ikrimah bin Abu Jahal dan Syurahbil bin Hasanah. Pada mulanya, pasukan Islam terdesak. Akan tetapi, pasukan bantuan segera datang di bawah pimpinan Khalid bin Walid. Pasukan Islam bertempur dengan gagah berani. Pasukan Musailamah al-Kazab berhasil dikalahkan. Tidak kurang dari 10.000 orang kaum murtad terbunuh. Sementara itu, ribuan kaum muslimin gugur dalam perang ini, termasuk para penghafal al-Qur’an. Perang ini dikenal dengan sebutan perang Yamamah dan merupakan yang paling besar di antara perang melawan kaum murtad lainnya.
Setelah Musailamah al-Kazab berhasil dikalahkan, pasukan muslim bergerak menuju Bahrain, Oman, dan Yaman. Di tempat-tempat tersebut, kaum murtad juga berhasil dikalahkan. Serangkaian perang menghadapi kaum murtad itu disebut perang Riddah. Perang tersebut berhasil dimenangkan kaum muslimin dengan gemilang. Hal itu membuat Islam berhasil kembali memperoleh kesetiaan dari seluruh Jazirah Arab.
5. Perluasan Wilayah Islam
Setelah perang melawan kaum murtad, umat Islam dihadapkan pada lawan yang jauh lebih besar. Lawan itu adalah Persia di bagian Timur dan Bizantium di bagian barat. Keduanya merupakan kekaisaran yang terbesar pada masa itu. Kedua kekaisaran itu saling memerangi satu sama lain. Kondisi memudahkan umat Islam. Mereka menyerbu kedua kekaisaran itu dalam waktu yang bersamaan.
a. Menghadapi Persia
Persia menguasai wilayah yang luas meliputi Irak, bagian barat Suriah (Syam), dan bagian Utara Jazirah Arab. Sejumlah kabilah Arab tunduk di bawah kekuasaan mereka. Abu Bakar as-Shiddiq mengirimkan dua panglima untuk menundukkan wilayah tersebut, yaitu Khalid bin Walid dan Musanna bin Harisah. Mereka mampu menguasai Hirah dan beberapa kota lainnya, yaitu Anbar, Daumatul Jandal, dan Fars. Peperangan ini dihentikan setelah Abu Bakar as-Shiddiq memerintahkan Khalid bin Walid berangkat menuju Suriah. Ia diminta untuk membantu pasukan muslim yang menghadapi kesulitan menghadapi pasukan Bizantium yang sangat besar. Komando pasukan kemudian dipegang oleh Musanna bin Harisah.
b. Menghadapi Bizantium
Kekaisaran Bizantium disebut juga Romawi Timur. Ketika itu, kekaisaran Romawi pecah menjadi dua, yaitu Romawi Barat yang berpusat di Roma dan Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel. Ketika itu, kota Dmaskus di Suriah menjadi pusat pemerintahan Bizantium di wilayah Arab dan sekitarnya. Untuk menghadapi mereka, Abu Bakar as-Shiddiq mengirimkan beberapa pasukan, yaitu:
1) Pasukan Yazid bin Abu Sufyan ke Damaskus
2) Pasukan Amru bin Ash ke Palestina
3) Pasukan Syurahbil bin Hasanah ke Yordania
4) Pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah ke Hims
Pasukan Islam ketika itu berjumlah 18.000 orang. Adapun pasukan Romawi berjumlah 240.000 orang. Menghadapi jumlah yang sangat besar itu pasukan muslim mengalami kesulitan. Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq segera memerintahkan Khalid bin Walid agar berangkat menuju Syam. Khalid bin Walid kemudian melakukan perjalanan bersejarah selama 18 hari melewati dua padang sahara yang belum pernah dilewatinya. Ia segera bergabung dengan pasukan muslim yang ada di sana.
Pertempuran akhirnya pecah di pinggir sungai Yarmuk. Oleh karena itu, perang ini disebut dengan perang Yarmuk. Ketika perang tengah berkecamuk, datanglah kabar bahwa Abu Bakar as-Shiddiq meninggal. Beliau digantikan oleh Umar bin Khattab. Khalid bin Walid kemudian digantikan oleh Abu Ubaidah bin Jarrah. Peperangan ini akhirnya berhasil dimenangkan pasukan muslim dan menjadi kunci utama runtuhnya kekuasaan Bizantium di tanah Arab.
6. Kebijakan Pemerintahan Abu Bakar as-Shiddiq
Selain usaha-usaha militer, Abu Bakar as-Shiddiq juga melakukan pengumpulan Al-Qur’an. Ketika itu, Al-Qur’an tertulis dalam berbagai benda yang berserakan di berbagai tempat. Usaha ini dilakukan atas saran Umar bin Khattab. Pada mulanya, Abu Bakar as-Shiddiq merasa enggan melakukan tugas ini karena Nabi Muammad Saw. tak pernah mencontohkannya. Akan tetapi, Umar bin Khattab mengemukakan beberapa alasan. Salah satunya adalah banyaknya para penghafal Al-Qur’an yang meninggal dalam perang Yamamah.
Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq akhirnya menyetujui usulan itu. Beliau lalu memberikan tugas pengumpulan Al-Qur’an tersebut kepada Zaid bin Sabit.
Dalam menjalankan tugasnya, Abu Bakar as-Shiddiq selalu meneladani perilaku Nabi Muhammad Saw. Ia selalu bermusyawarah dalam mengambil setiap keputusan. Ia sangat memerhatikan keadaan rakyatnya. Ia juga tidak segan-segan membantu rakyat yang kekurangan. Abu Bakar as-Shiddiq juga memberi perhatian terhadap sesama sahabat. Bagi sahabat yang belum memiliki jabatan, ia berusaha memberikan jabatan sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki.
Untuk meningkatkan kesejahteraan umat, Abu Bakar as-Shiddiq mendirikan Baitul Mal. Lembaga ini mengurusi kas atau keuangan negara. Pengelolaannya diserahkan kepada Abu Ubaidah bin Jarrah. Ia adalah sahabat yang digelari amin al-ummah (kepercayaan umat). Abu Bakar as-Shiddiq juga mendirikan lembaga peradilan yang diurusi oleh Umar bin Khattab.
Kebijakan lain yang ditetapkan oleh Abu Bakar as-Shiddiq adalah pembagian ganimah (harta rampasan perang). Beliau membagi harta rampasan perang tersebut secara sama rata terhadap semua pihak. Hal ini berbeda dengan Umar bin Khattab. Ia menginginkan agar pembagian harta rampasan sesuai dengan jasa tiap-tiap sahabat. Abu Bakar as-Shiddiq mengemukakan alasan bahwa semua perjuangan atas nama Islam akan mendapat pahala dari Allah Swt. Di akhirat. Oleh karena itu, biarlah di dunia mereka mendapat pahala yang sama.
7. Wafatnya Abu Bakar as-Shiddiq
Pada musim panas 634 M, Abu Bakar as-Shiddiq jatuh sakit. Ketika itu, perang Yarmuk masih berkecamuk dengan sengit. Keadaan itu membuat Abu Bakar as-Shiddiq merasa perlu menunjuk pengganti sepeninggalnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari perpecahan umat Islam.
Abu Bakar as-Shiddiq kemudian menunjuk Umar bin Khattab sebagai penggantinya jika dia meninggal. Hal itu dimusyawarahkan dengan para sahabat yang lain. Semua sahabat menyetujui penunjukan itu.
Abu Bakar as-Shiddiq menderita sakit selama 15 hari. Akhirnya, Abu Bakar as-Shiddiq meninggal pada hari Senin, 23 Agustus 634 M. Beliau meninggal pada usia 63 tahun. Masa pemerintahannya berlangsung selama 2 tahun 3 bulan. Abu Bakar as-Shiddiq dimakamkan di samping makam Nabi Muhammad Saw. Walaupun sebentar, masa pemerintahan Abu Bakar as-Shiddiq telah memberikan sumbangan yang besar dalam perkembangan Islam.
E. Metode Pembelajaran SKI di MI
Sebagaimana yang kita ketahui metode pembelajaran adalah sarana interaksi antara guru dan anak didik dalam proses belajar mengajar, yang perlu diperhatikan oleh guru adalah ketepatan metode yang dipilih, yaitu harus sesuai dengan tujuan, sesuai dengan materi, serta kemampuan guru dalam memahami dan menerapkan metode tersebut.
Penggunaan metode yang tidak tepat sering menimbulkan kebosanan pada siswa, pembelajaran yang monoton, dan siswa kurang memahami pelajaran. Akhirnya, pembelajaran itu hanya sebagai angin lewat saja yang tidak memberikan bekas pada siswa.
Untuk mengatasi hal tersebut tentu saja guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang mampu membuat siswa belajar aktif. Karena proses belajar mengajar pada prinsipnya tergantung pada guru dan anak didik, oleh karena itu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dituntut untuk sabar dan ulet. Demikian juga dengan anak didik dituntut adanya semangat dan dorongan untuk belajar.
Dalam pemilihan metode pembelajaran lebih diutamakan bahwa kadar keaktifan siswa harus selalu diupayakan, guru dituntut mampu menciptakan proses pembelajaran yang kondusif, kreatif, dan inovatif dengan berpegang pada pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Hal ini dapat diwujudkan melalui implementasi pendekatan antara guru dan siswa, maupun antara siswa dengan siswa.
Berikut ini dipaparkan metode pembelajaran yang bisa digunakan pada mata pelajaran SKI di MI berkenaan dengan materi “Abu Bakar as-Shiddiq”.
Menurut penulis ada banyak metode yang bisa digunakan sesuai dengan materi tersebut, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini untuk memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Salah satunya dengan menggunakan metode snowball drilling.
Metode ini dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari membaca bahan-bahan bacaan. Peran guru adalah mempersiapkan paket soal-soal pilihan ganda dan menggelindingkan bola salju berupa soal latihan dengan cara menunjuk atau mengundi.
Langkah – langkahnya :
1. Peserta didik di tunjuk arau diundi satu persatu untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
2. Jika peserta didik pertama berhasil menjawab maka paserta didik tersebut berhak menunjuk teman yang lainya untuk menjawab soal berikutnya. Tetapi jika peserta tersebut gagal manjawab pertanyaan pertama maka dia harus menjawab pertanyaan berikutnya hingga berhasil menjawab.
3. Diakhir pelajaran guru memberikan ulasan terhadap hal yang telah dipelajari peserta didik.
F. Latihan Pembelajaran SKI di MI
Berikut ini akan dilampirkan soal latihan sebagai evaluasi untuk mengukur tingkat pengetahuan dan pemahaman anak didik.
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar!
1. Abu Bakar as-Shiddiq dilahirkan pada tahun ....
a. 470 M
b. 571 M
c. 622 M
d. 632 M
2. Nama asli Abu Bakar as-Shiddiq adalah ....
a. Abdul Ka’bah
b. Abdullah
c. Abdurrahman
d. Abdul Hamid
3. Abu Bakar as-Shiddiq berasal dari suku ....
a. Khuza’ah
b. Bani Bakar
c. Taim
d. Bani Hasyim
4. Salah satu ilmu yang di kuasai oleh Abu Bakar as-Shiddiq dengan baik adalah ....
a. Ilmu tajwid
b. Ilmu hitam
c. Ilmu nasab
d. Ilmu qiraah
5. Seorang sahabat Abu Bakar as-Shiddiq yang berhasil diajaknya masuk Islam adalah ....
a. Usman bin Affan
b. Khadijah binti Khuwailid
c. Ali bin Abi Thalib
d. Umar bin Khattab
|
6. Pada masa kecilnya, Abu Bakar memiliki sifat ....
a. Penipu
b. Suka berbohong
c. Suka mencela
d. Jujur dan sabar
7. Putri Abu Bakar as-Shiddiq yang menjadi istri Nabi Muhammad Saw. adalah ....
a. Asma’
b. Aisyah
c. Zainab
d. Hafsah
8. Abu Bakar as-Shiddiq mengirimkan pasukan untuk memerangi kerajaan Gassan. Pasukan itu dipimpin oleh ....
a. Usamah bin Zaid
b. Zaid bin Sabit
c. Zaid bin Harisah
d. Said bin Zaid
9. Tokoh murtad yang berasal dari Yaman adalah ....
a. Musailamah
b. Tulaihah
c. Sajah
d. Aswad al-Ansi
10. Seorang nabi palsu yang berasal dari Bani Asad adalah ....
a. Al-Muqanna
b. Al-Kazab
c. Aswad al-Ansi
d. Tulaihah bin Khuwailid
|
11. Musailamah al-Kazab dikalahkan kaum muslimin dalam perang ....
a. Jamal
b. Yamamah
c. Yarbu’
d. Buzakhah
12. Musailamah al-Kazab di dukung oleh ....
a. Bani Asad
b. Bani Gatafan
c. Bani Hanifah
d. Bani Yarbu’
13. Salah seorang panglima perang muslim dalam perang Yamamah adalah ....
a. Syurahbil bin Hasanah
b. Amru bin Ash
c. Mu’awiyah bin Abu Sufyan
d. Umar bin Khattab
14. Rangkaian perang menghadapi kaum murtad di sebut ....
a. Perang Jahiliah
b. Perang Ahzab
c. Perang Murtad
d. Perang Riddah
15. Salah satu panglima yang dikirimkan oleh Abu Bakar as-Shiddiq untuk menguasai Irak adalah ....
a. Zubair bin Awwam
b. Musanna bin Harisah
c. Abu Ubaidah bin Jarrah
d. Syurahbil bin Hasanah
|
16. Salah satu wilayah kekuasaan Persia adalah ....
a. Etiopia c. Irak
b. Yaman d. Mesir
17. Ketika Abu Bakar as-Shiddiq meninggal, perang melawan Bizantium masih berkecamuk,
yaitu ....
a. Perang Hims
b. Perang Nahawan
c. Perang Yarmuk
d. Perang Ajnadain
18. Banyaknya penghafal Al-Qur’an yang gugur dalam perang Riddah membat Abu Bakar as-Shiddiq memerintahkan ....
a. Pemberian jaminan hidup bagi kaum muslimin
b. Penyusunan Al-Qur’an
c. Penertiban administrasi
d. Pembentukan baitul mal
19. Seorang sahabat yang mendapat gelar amin al-ummah adalah ....
a. Abdurrahman bin Auf
b. Umar bin Khattab
c. Sa’ad bin Abi Waqqas
d. Abu Ubaidah bin Jarrah
20. Abu Bakar as-Shiddiq meninggal pada tahun ....
a. 638 M c. 634 M
b. 636 M d. 632 M
|
Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat!
1. Mengapa Abu Bakar mendapat gelar as-shiddiq?
2. Abu Bakar as-Shiddiq menguasai ilmu nasab dengan baik. Jelaskan pengertian ilmu nasab tersebut!
3. Bagaimanakah hubungan antara Abu Bakar as-Shiddiq dan Nabi Muhammad Saw. Pada masa sebelum Islam?
4. Sebutkan contoh bentuk kepercayaan Nabi Muhammad Saw. Kepada Abu Bakar as-Shiddiq!
5. Apa yang dikatakan Abu Bakar as-Shiddiq setelah ia diangkat sebagai khalifah?
6. Sebutkan beberapa akibat terjadinya perang melawan kaum murtad!
7. Sebutkan dua kekaisaran besar yang menjadi lawan umat Islam pada masa Abu Bakar as-Shiddiq!
8. Sebutkan beberapa panglima yang memimpin pasukan Islam dalam menghadapi Bizantium dan Persia!
9. Mengapa Abu Bakar as-Shiddiq menyetujui usulan Umar bin Khattab untuk membukukan Al-Qur’an?
10. Bagaimanakah cara pembagian ganimah yang dilakukan oleh Abu Bakar as-Shiddiq?
G. Analisis Pembahasan
1. Sk dan KD
Pada bab kali ini membahas tentang Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq yaitu pada mata pelajaran SKI di madrasah ibtidaiyah berdasarkan pada buku SKI Madrasah Ibtidaiyah kelas VI yang di tulis oleh Sugeng Sugiharto dan diterbitkan PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Pada bagian SK dan KD lampiran permenag nomor 2 tahun 2008 dengan SK dan KD yang terlampir di buku memang sudah sesuai, tidak ada perubahan. Hanya saja pada bagian SK yang dilampirkan oleh permenag pada kelas VI semester 1 langsung membahas mengenai “Mengenal sejarah Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq”. Menurut penulis alangkah baiknya jika pada SK yang pertama membahas tentang “Mengenal Sejarah Khulafaurrasyidin” sebelum membahas khalifah yang pertama yaitu “Abu Bakar as-Shiddiq”.
Begitu juga dengan KD nya, sebaiknya dipisah khusus membahas mengenai “Mengenal Sejarah Khulafaurrasyidin” terlebih dahulu baru “Khalifah Abu Bakar” karena di buku Tiga Serangkai sendiri di muat Bab yang khusus membahas tentang “Khulafaurrasyidin”. Dan di buku itu pada Bab “Khulafaurrasyidin” SK nya di buat sendiri oleh pengarang buku bukan dari permenag, sedangkan KD nya di ambil dari permenag bagian 1.1 yaitu Menjelaskan arti dan Tugas Khulafaurrasyidin.
Jadi, menurut penulis lebih baik di buat SK dan KD tersendiri tentang “Khulafaurrasyidin” baru yang kedua tentang khalifah yang pertama yaitu “Abu Bakar as-Shiddiq”. Penulis merasa bahwa Bab tentang “Khulafaurrasyidin” perlu diperkenalkan kepada siswa, setelah membahas tentang wafatnya Nabi Muhammad Saw. di kelas V. Hal ini dimaksudkan agar kisahnya bersambung dan membuat siswa memahami alur cerita sejarah kebudayaan Islam dari Arab pra Islam sampai kepada sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing.
2. Indikator
Darwin Syah mendefinisikan indikator pembelajaran sebagai tanda atau ciri siswa sudah mampu memenuhi kompetensi dasar yang ditetapkan. Jadi dalam mengajarkan suatu bab, guru diharapkan melakukan penilaian secara berkesinambungan untuk mengetahui apakah setiap siswa sudah mencapai indikator minimal. Salah satu pertimbangan dalam menentukan indikator tersebut adalah karakteristik dari mata pelajaran.
Indikator tidak dibuat secara sembarangan tetapi ada pedoman untuk merancangnya sehingga kompetensi siswa bisa diketahui secara obyektif. Ketidaktepatan dalam merumuskan indikator akan menjadi kendala dalam menilai peserta didik. Setiap indikator pembelajaran harus terus dikembangkan dan direvisi agar sesuai dengan kurikulum terbaru dengan memperhatikan:
a. Tuntutan kompetensi peserta didik.
b. Karakter yang dimiliki siswa dan sekolah.
c. Potensi yang ingin dikembangkan.
d. Kebutuhan murid, lingkungan, dan masyarakat.
Setiap siswa dituntut untuk memenuhi indikator tersebut dengan cara yang sudah ditentukan oleh pengajar. Indikator pembelajaran yang baik meliputi ranah psikomotorik, kognitif, dan afektif.
3. Materi
Berdasarkan buku SKI kelas VI semester 1 bab II yang berjudul “Abu Bakar as-Shiddiq” yang diuraikan di buku tidak dibahas tentang arti dan tugas khulafaurrasyidin padahal di KD 1.1 Menjelaskan arti dan tugas khulafaurrasyidin di lampirkan namun pada materi tidak terdapat yang membahas hal tersebut. Jadi, antara KD, indikator, dan materi ada ketidak sesuaian.
Dari sisi waktu, materi bisa diselesaikan satu bab dengan 4 kali pertemuan atau 8 jam pelajaran (8 x 35 menit). Menurut penulis waktu yang diberikan sudah cukup banyak untuk menguasai materi pada bab tersebut, tinggal bagaimana guru yang mengemas pembelajaran tersebut dengan baik agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Dari materi yang disampaikan, penulis juga menemukan adanya informasi yang salah dalam tahun kelahiran khalifah Abu Bakar as-Shiddiq. di buku dituliskan beliau dilahirkan pada tahun 571 M atau dua tahun setelah lahirnya Nabi Muhammad Saw. Menurut para ahli sejarah mereka sepakat bahwa Nabi Muhammad lahir di Makkah pada hari Senin bulan Rabiul Awal bertepatan dengan tanggal 26 April 570 atau 571 masehi. Sedangkan Abu Bakar as-Shiddiq dilahirkan pada tahun 573 M. Jadi tidak mungkin tahun kelahiran beliau sama dengan Nabi, karena beliau dilahirkan dua tahun setelah lahirnya Nabi Muhammad Saw.
4. Metode
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa metode adalah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran. Dalam hal ini penulis memilih metode snowball drilling yang merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ini dimaksudkan agar pembelajaran tidak monoton yang hanya berpusat pada guru, tapi siswa dituntut juga untuk aktif agar pembelajaran lebih menarik khususnya pada materi SKI yang pada kebiasaannya murid hanya mendengarkan cerita yang di sampaikan guru saja seperti dongeng, akan tetapi tidak membekas pada diri siswa. Oleh karena itulah diharapkan metode ini bisa membantu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Evaluasi
Menurut Wandt and Brown evaluasi atau penilaian adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Atau suatu cara untuk mengetahui seberapa banyak pengetahuan yang di dapat oleh anak didik. Tentu saja untuk mengetahui seberapa banyak pengetahuan yang diserap anak didik maka evaluasi harus sesuai dengan SK, KD, indikator serta materi.
Evaluasi yang digunakan berupa pilihan ganda dan essai seperti yang terlampir pada latihan sebelumnya. Hanya saja ada beberapa soal yang menurut penulis belum mengarah pada tujuan yang ingin dicapai seperti pada pilihan ganda soal nomor 12 dan 16, serta essai yang terdapat pada nomor 2.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan materi tersebut penulis menyimpulkan bahwa sistem pendidikan yang disusun oleh pemerintah saat ini sudah bagus hanya saja ada beberapa hal yang masih perlu dibenahi dan itu menjadi tanggung jawab kita sebagai orang yang berkecimpung di dunia pendidikan. Baik itu dari segi kurikulumnya, metode, media, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kelangsungan proses belajar mengajar.
Khususnya dalam pelajaran SKI tentang khalifah Abu Bakar as-Shiddiq pada Madrasah Ibtidaiyah kelas VI semester 1 masih terdapat beberapa hal yang perlu kita kaji ulang agar adanya kesesuaian antara SK, KD, indikator, materi dengan evaluasinya. Karena dengan begitulah tujuan pembelajaran diharapkan dapat tercapai.
Demikian, itulah yang dapat penulis sampaikan. Kesalahaan adalah manusiawi dan kebenaran hanyalah milik Allah, salah khilaf mohon dimaafkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.duniapelajar.com/2014/07/24/pengertian-indikator-pembelajaran-menurut-para-ahli/ Banjarmasin, 03-04-2015.
Lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008.
Mulyadi. Evaluasi Pendidikan, Malang, UIN Maliki Press, 2010.
Sugiharto, Sugeng. Sejarah Kebudayaan Islam untuk Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah, Solo, PT Tiga serangkai Pustaka Mandiri, 2009.